loading...

Ngentot Perawan ABG 3 Th. Di Perkosa

3 Th. Di Perkosa (Sisi 1) Narasi Ngentot Perawan ABG- Waktu itu saya berumur 16 th.. Keluargaku tinggal di satu daerah di Jawa Tengah. Kami memanglah bukan orang kaya raya, namun paling tidak kami hidup berkecukupan. Saya berkemauan untuk meneruskan sekolah SMU ku di Jakarta. Awal mulanya orang tuaku menampik, argumennya karna mereka berasumsi hidup di Jakarta sangat susah. Tetapi tekadku telah bulat. Pada akhirnya saya pergi dengan kereta menuju Jakarta. Perjalanan satu hari semalam ini memanglah membuatku pegal meskipun kereta cukup nyaman. Saya susah pejamkan mata karna terus-menerus memikirkan gemerlapnya Jakarta. Tetapi niatku bukanlah untuk bersenang-senang, saya ingin belajar, menuntul pengetahuan setinggi-tingginya. 




Pada akhirnya kereta tiba di stasiun Gambir, kurang lebih jam 11 siang. Nyatanya Jakarta begitu terik! Ini memanglah bukan pertama kalinya saya ke Jakarta. Sempat sekian kali terlebih dulu saya ke kota ini untuk kepentingan keluarga serta berlibur. Namun kesempatan ini saya pergi sendiri. Dengan bekal catatan rute angkutan umum, saya beranikan diri untuk mencari bus kota. Supir taksi serta ojek juga bertubi-tubi tawarkan layanan. Saya ingin hemat sajalah, lagipula cuma 2 kali naik bus, dapat lahh… 


Bus melaju ke selatan Jakarta, tempat di mana tante serta om ku tinggal. Jalanan cukup lancar siang itu, jam 1 saya telah tiba dirumah mereka. Tante serta om menyongsong dengan ramah. Saya segera diantar ke kamar tamu. Mereka telah mempunyai anak berusia 3 th.. Tempat tinggal ini memanglah tidaklah terlalu besar, tetapi cukup nyaman untukku. Hari itu kuhabiskan saat untuk bermain-main dengan Dipo, anak tante serta omku. 


Hari-hari sekolah telah diawali, ini yaitu th. ajaran baru, serta saya duduk di kelas 1 SMU. Situasi belajar di sini tidak seperti di kampung. Di sini lebih ramai serta alat praktikumnya juga lebih komplit. Saya begitu semangat sekali sekolah. Uang jajan teratur di kirim orang tuaku. Saya mensiasati uang jajanku agar dapat tersisa banyak karna ngga mungkin saja saya minta uang penambahan pada tante serta om ku. Masa' telah numpang, minta uang pula… Sehari-hari saya juga menolong pekerjaan tempat tinggal. Hal semacam ini ngga saya lakukan dengan sangat terpaksa, karna ini bentuk terima kasih pada mereka. Demikianlah, sehari-harinya aktivitasku, pergi sekolah pagi-pagi, pulang jam 4 sore, bantu-bantu pekerjaan tempat tinggal. Apabila ada kepentingan di luar, saya upayakan tidak untuk pulang sangat malam. 


Kurang lebih telah 6 bln. saya tinggal di sini. Serta mulai hari itu lah banyak peristiwa yang menerpa diriku. Tanteku saat ini memiliki usaha tempat makan yang buka dari jam 5 sore hingga jam 1 malam. Nyaris tiap-tiap ku pulang sekolah, saya tidak berjumpa tanteku karna dia harusnya ada ditempat makan tsb jam 1/2 5. Jadi saya cuma akan berjumpa dengan om maupun Dipo, itu juga bila Dipo ngga turut pergi dengan tanteku. Sempat satu saat waktu ku pulang sekolah, waktu bertukar pakaian di kamar, omku mendadak buka pintu. Saya kaget serta reflek tutup tubuhku yang cuma menggunakan bra serta cd. Serta dia segera katakan maaf serta pergi tutup pintu. 


Hari-hari setelah itu terkadang ku memergoki om yang tengah lihat paha maupun toketku. Bajuku dirumah juga ngga menggoda. Kaos serta celana pendek maupun daster selutut. Satu malam, om memohon tolong memijit punggung serta kakinya, tuturnya terkilir. Awalannya saya agak sangsi, tetapi saya ngga ingin disebut menyanggah. Tempat om telah tengkurap diatas karpet. Saya pijit sisi punggungnya meskipun saya sendiri sesungguhnya tidak tau bagaimana caranya memijit yang benar. 


" Aahh, enak banget pijitanmu, Vie.. Cobalah ditekan lebih kuat sekali lagi dong " 


Saya menurut saja. 


" Pinggang om juga pegal, Vie, tolong sisi situ lebih lama yah " 


Tanganku turun ke sisi pinggannya. Ku pijat dengan 2 tangan serta ditekan lebih keras. 


" Enak banget, Vie, Sepertinya pinggang om telah ngga sakit sekali lagi deh, kamu memang pandai.. Saat ini geser ke betis serta paha om yah! Telah pegel bgt nih. " 


" Ya om, " jawabku. 


Pertama-tama ku pijat sisi pergelangan kakinya. Lantas geser ke betisnya, turun sekali lagi ke sisi pergelangan kakinya, bergitu berkali-kali. Om menggunakan celana yang aga pendek 1/2 paha. 


" Telah, Vie, saat ini yg sisi paha yaa " 


Lantas kupijat sisi paha, sesuai sama kata om. 


" Mmmmhhh mmmhh " 


Berkali-kali om mengaluarkan nada sesuai sama itu. 


" Sakit ya, om? 


" Ngga kok, Vie, malah enak banget jadi! Cobalah keatasan dikit, Vi.. "


"Disini?"


"Naikan lagi dikit"


"Disini?"


"Iyaaa, enak bgt itu, Vi!"


Aku memijit paha bagian dalam, dekat sekali dengan selangkangannya om.


Sejujurnya jariku sudah mulai pegal, namun om belum minta berhenti, malah sepertinya dia keenakan.


Tiba-tiba dia membalikkan badan, lalu meminta aku memijat pahanya yg bagian depan.


Kulihat sedikit basah di celana om. Tapi aku pura-pura ngga melihat saja.


"Ayo pijat, kok malah bengong?"


"Ehhh ohh iya… Hehehe"


Sambil kupijat pahanya, kulihat om merem melek dan mengeluarkan suara desahan yg pelan.


"Vi, kamu punya pacar?"


"Loh kok nanya ky gitu om?"


"Yaa nanya ajaaa, ngga mungkin kan anak seumuran kamu ngga punya pacar. Tenang aja, om ga akan bilang sapa-sapa."


"Mmmm ya ada sih om."


"Terus kamu pernah ngapain aja sama pacar kamu?"


"Maksud om?


"Ahhh kamu pura-pura ngga ngerti! Apa pernah ciuman, atau apa? Sejauh mana gitu lohh maksut om."


"Ehh mmm yaa biasa aja sih, om, cuma ciuman aja, sama pegang-pegang aja."


"Hahaha om ngerti…"


Malam itu sesi pijitnya selesai sampai disitu. Begitulah hampir setiap malam om memintaku untuk memijitnya. Kalau pulang sekolah, kadang om suka memberi uang saku untukku, tidak dikasi ke tanganku, tapi langsung ditaro di kantong bajuku. Jarinyanya kadang digerakkan dengan sengaja saat didalam saku baju, sehingga mengenai pentilku. Bagiku, uang 100ribu sangatlah banyak.


Suatu hari, aku pulang agak malam. Jam 8 aku tiba di rumah. Hanya ada om sedang menonton tv.


"Dari mana kamu?"


"Oh.. Aku abis dari nonton sama temen-temen, om."


"Yawda sana cepet mandi, abis ini pijitin om ya"


"Iya"Aku menutup pintu kamar dan agak sedikit sebel karena akupun lelah, tapi masih saja harus memijit. Kulepaskan kancing bajuku satu persatu. Kuturunkan risleting rokku. Kini hanya bra dan cd saja yang menempel di tubuhku. Ku tatap tubuhku di cermin besar. Sebenarnya aku pulang malam karena tadi pacaran dulu. Kubuka kaitan bra, dan kutekan-tekan toketku perlahan. Ahh, toketku agak sakit karena tadi pacarku meremasnya dengan kencang. Pentilku juga sepertinya jadi lebih mancung akibat hisapan tadi.. Kuperhatikan bekas gigitan pacarku di samping toket kiri. Kuremas toketku perlahan dengan kedua tangan. Ahh nikmatnya… Andaikan pacarku bisa melakukan ini setiap hari. Kuperhatikan ekspresi wajahku saat ku remas toket ini. Kujepit perlahan pentilnya. Sungguh nikmatttt…


Tiba-tiba om membuka pintu! Sial!!! Aku memang lupa menguncinya! Dengan gelagapan kurain kemeja untuk menutupi badan.


"A.. aaa… Apaan sih om?! Kok ngga ngetok pintu dulu sihh?!"


Suaraku bergetar, aku sangat ketakutan. Terlebih lagi sekarang aku hanya pakai cd dan om melihatku penuh napsu.


"Ngga, om cuma pengen manggil kamu aja, kirain kamu ketiduran."


"Ngga kok om, a.. aku inget, nanti ya a.. a aku mau mandi dulu!"


Suaraku makin bergetar, om tau kalau aku sangat ketakutan. Namun dia ngga beranjak dari pintu kamarku, malah melihatku semakin lama dengan matanya yang penuh napsu. Senyumnya terlihat licik!


Lalu dia melangkahkan kakinya kearahku.


"Ma mau apa?!"


"Vi, kamu terlihat cantik deh kalo ga pake baju. Om suka ngeliatnya.."


"Ng nggak!! Sana pergiii!!!"


Aku lempar segala yang ada di atas tempat tidurku. Tas, jam tangan, bantal, rok. Sulit sekali melempar barang-barang tersebut sementara tangan kiriku mempertahankan kemeja seadanya yang menutupi tubuhku.


"Sssh, Vi, jangan galak gitu doong"


Tiba-tiba dia menangkap tanganku, aku berontak sekuat tenaga, namun tetap saja aku kalah tenaga bila dibandingkan dia. Lalu dia memegang tanganku yg satu lagi. Kemejanya kini tersibak, toketku menggantung bebas dan dia tertawa. Tubuhku dihempas ke tempat tidur sementara tangannya memegang tanganku. Dia menciumiku dengan paksa, aku berontak, kupalingkan wajahku ke kanan kiri. Dia menggigit kupingku dan aku tetap melakukan perlawanan.


PLAKKKKK….!!!


Sebuah temparan keras mendarat dipipiku. Perih sekali rasanya.


"Diam!!! Atau setelah ini om tampar lagi pipi kamu! Kalau masih ngga mau diam, om sundut toket kamu ini pake rokok!!!"


Aku hanya bisa menangis.


Bersambung . . . .

0 Response to " Ngentot Perawan ABG 3 Th. Di Perkosa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel