loading...

Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular

Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular Cerita itu berawal tatkala saya lumayan menunggu tante saya yang dirawat dalam rumah perih. Tangannya kudu digips, hukuman kecelakaan yang menimpanya. Tante saya tersangkut kecelakaan tatkala dia menyigai mobilnya. Tangannya yang kiri luka carik akibat terbentur pecahan paras.


Yang hamba rasakan ketika menunggu tante saya ini ada enaknya juga ada tidak enaknya. Saya ambil contoh saja yang enaknya dulu, saat tante mau pipis, saya pasti disuruh mengantar ke WC. Karena tangan tante sakit, dia menyuruh saya untuk membukakan CD-nya dan saya bisa lihat secara jelas kemaluannya yang tersembunyi bulunya yang agak lebat. Dan yang tidak enaknya ketika dia mau buang air besar, sudah deh jangan diteruskan, anda semua pasti tahu apa yang saya maksudkan.. OK.


Malam itu, saya sendirian menjaga tante di rumah sakit. Tiba-tiba tante memanggil saya, “Sony.., cepet kemari..! Tolong tante ya..? ” katanya. “Ada apa tante..? ” kata saya. “Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pake minyak gosok, ya..? ” katanya sambil membuka selimutnya. Dan terlihatlah tubuh tante yang molek itu, meskipun dia masih memakai BH dan CD. Tapi samar-samar puting buah dadanya dan bulu kemaluan tante terlihat agak jelas. Melihat pemandangan itu, batang kemaluan saya menjadi naik. Agar tidak terlihat oleh tante, saya mencoba merapatkan tubuh bagian bawah saya ke tepi ranjang.


“Lho Son.., apa yang kamu tunggu..? Ayo cepet ambil obat gosok di meja itu. Lalu gosok perut tante, awas jangan keras-keras ya..! ” katanya. “Ya tante.. ” kata saya sambil mengambil obat gosok di meja yang ditunjuknya. Setelah saya mengambil obat gosok yang ada di meja, “Yang digosok bagian mana tante..? ” tanyaku. “Ya perut tante dong, masak memek tante.. khan nanti.. memek tante jadi sakit kepanasan. ” katanya tanpa merasa risih. “Akh.. tante bisa aja deh.. benci aku.. uhh..! ” kata saya. “Ayo dong cepet, tante udah nggak tahan sakitnya nich..! ” katanya sambil meringis.


Lalu saya gosok bagian perutnya yang putih mulus dan berbulu itu. Saya menyiram dengan lemas seperti tatkala saya lumayan menggosok jasad cewek hamba. “Ya gitu dong, huu.. enak pula gosokanmu Son. Belajar yang mana kamu..? ” katanya lalu mendesis. “Nggak kok tante, biasa saja. ” hamba jawab secara pura-pura. “Udahlah jangan tipuan kamu.. Jelas kamu kerap gosokin jasad cewek awak ya khan..? ” tanyanya mendesak hamba. “Kan Sony belum sempat gosokin putri Sony, tante..! ” tanda saya artifisial lagi. “Sekalian ya Son, pijitin suku tante, dapat khan..? ” katanya manja. Saya cuma mengangguk & mulai memecal kakinya yang membuat bertambah lagi baur kemaluan hamba. Kakinya demikian dingin, selesai dan mengompori saya.


Kemudian, “Sudah tante, capek nich..! ” tanda saya. “Lhoo.., yang dalam atas belum khan..? ” katanya. “Ah.., tante becanda ah.., Sony jadi segan.., ” kata saya. “Ayo cepet dong, kamu nggak bakalan capek lagi. Coba deh pijit disini, di paha tante ini. Ayo dong, kamu nggak usah malu-malu, Sony khan keponakan tante sendiri, ayo cepet gih..! ” katanya manja sambil menarik tangan saya dengan tangan kanannya.


Sekarang saya dapat melihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tipis CD-nya itu. Wajah saya langsung berubah merah menyala dengan pemandangan yang indah ini. Tante seperti tidak mengerti apa yang saya rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengah-tengah selangkangannya dan mengambil kedua tangan saya, meletakkan di masing-masing paha atasnya persis di tepi gundukan bukit kemaluannya.


“Iya di situ Son.., ” katanya sambil mencoba melebarkan kakinya lebih lebar lagi. Saya disuruh memijat lebih ke dalam lagi. Pikiran saya mulai terganggu, karena bagaimanapun memijit-mijit ‘zone eksklusif’ yang lumayan terbuka merajang ini target tidak target membuat baur kejantanan hamba menjadi bertambah lagi.


Kemudian, “Son, awak udah memiliki cewek..? ” katanya. “Ya tante.., ” kata hamba berterus terang. “Ngomong-ngomong Sony udah pernah ngeseks sama putri kamu, belum..? ”“Apa tersebut ngeseks tante..? ” tanda saya artifisial tidak menyebarkan. “Maksudnya tilam sama putri.. ” katanya. “Ngmm.. belum pernah tante.. ” menjawab saya berhelat. “Ah intensif sih, buktikan tante amati dan bertaut punyamu tersebut..? ” katanya sambil memukau tubuh saya agar lebih dekat lagi, lalu dengan tangan kanannya dia meraba gundukan di celana saya. “Tante pengen tau kalo anumu bangunnya cepet berarti betul belum pernah.. ” katanya sambil meraba-raba batang kemaluan saya lagi.


Entah artinya yang sengaja dibolak-balik atau memang ini bagian dari kelihaiannya membujuk saya. Mungkin karena saya masih berdarah muda, biarpun sudah terbiasa menghadapi perempuan tetapi kalau dirangsang dalam suasana begini tentu saja cepat batang kemaluan saya naik mengeras. Kalau sudah sampai di sini sudah lebih mudah lagi buat dia.


“Wihh, besar sekali gundukanmu Son.. boleh lihat dalamnya punyamu..? Ayo bantu tante untuk membuka celanamu..! ” katanya tanpa menunggu persetujuan dari saya, dia sudah langsung bekerja membuka celana saya dan membebaskan burung kaku saya. Memang, waktu batang kejantanan saya terbuka bebas, matanya setengah heran setengah kagum melihat ukurannya. Terutama kepalanya yang menyerupai helm tentara “NAZI”.


“Bukan main kontolmu Sony.. besar dan keras banget punyamu.. ” katanya memuji kagum tapi justru melihat yang begini makin memburu nafsunya. “Tapi masak sih Son, benda seindah begini belum pernah dipake ke memeknya cewek. Kalo gitu sini tante boleh nggak ngerasain sedikit lagi biar bisa tante tempelin di sini. ” lanjutnya, lagi-lagi tanpa menunggu komentar saya, dia dengan sebelah tangan bekerja cepat melepaskan CD-nya. Terlihatlah hutan kemaluannya yang menggoda itu, lalu dia menyuruh saya untuk naik ke ranjang dan menyuruh saya untuk menempelkan kepala kemalua saya di muncung lubang senggamanya. Di situ Saya disuruh menggosok-gosokkan pucuk kemaluan aku di ompong liang senggamanya.


Lalu beserta menggosok-gosokkan swasembada ujung kepala negeri batang keperkasaan saya pada mulut terowongan senggamanya yang sudah terhalang itu, mencampur semakin ulet dalam pretensi diri aku. “Ahh.. aduh.., Son.. nikmatnya.., ” katanya menjerit jijik. “Udah Son, tante nggak tahan. Waktu ini giliran tante bikin tenteram kamu.., ok Sayang..? ” katanya mengomando saya muncul. Lalu dia dengan wahid tangannya tepat memegang tangkai kemaluan aku dan start menjilati setengah batangnya, serta sesekali mengulum kepalanya.


Kurang lebih saat lantas, dia memikat saya lagi, tubuh aku berlutut pada atas ranjangnya, dan meleset liang senggamanya memperlihatkan ompong kenikmatan yang siap untuk saya masuki. Dalam stan seperti itu, aku betul-betul sudah biasa lupa kalau dia merupakan tante aku sendiri. Dan kemudian, ujung tangkai kejantanan aku mulai aku tusukkan pada lubang kenikmatannya yang lekas saya ikuti dengan sepak terjang maju-mundur, berputar kanan-kiri untuk menusuk kian dalam. Tante sendiri tiru membantu aku dengan jejari tangan kanannya. Dia memperlebar bibir kemaluannya agar tambah lebih terungkap untuk kian mempermudah masuknya batang puki saya.


Langsung saya genjot batang tempik saya ke dalam tahang kenikmatannya yang indah itu. Dan walhasil, “Hghh.., oo.. Sonn.. yeess.., oohh..! ” dengan erangannya, dia menggagas orgasmenya yang juga disusul sambil saya cuma berselang kaum detik lalu. “Gimana Son rasanya barusan..? ” katanya menguji hamba sambil tangannya mengusap, menyeka-nyeka keringat dalam dada hamba. “Aduh tante enak amat, belum sempat Sony ngerasain yang seperti ini. Tapi tante sendiri, gimana rasanya..? ” kata hamba balik bertanya. “Tante segar sekarang lho ngerasain digituin cowok secara kelembutan, akan tetapi juga tidak meninggalkan kejantanannya yang jantan, seperti punyamu ini, ‘Si Buta Dari Gua Memek’, tante oleh sebab itu melayang ke langit yang ke-7. Ohh.. endangg..? ” katanya.


Begitu selesai, hamba diajak tante ke ruang mandi. Serta waktu tersebut saya angkat tante menebas kemaluannya. Serta menyiram puki tante, aku mendekap dia dari tamat, dan tante yang padahal berdiri sebagai kegelian olehkarena itu batang keperkasaan saya memeriksa bukit pantatnya. Seketika tangkai kejantanan aku naik lagi karena yang saya pandang sekarang kian terlihat montoknya. Dan sementara itu, tangan lembut tante memegang tangkai kemaluan aku. Saya keder karena kepandaian seperti ini sangat buat bujang perjaka diantaranya saya tersebut. Buah dada tante menjulang, menyerbu dan tetap(hati), kelihatan pori-porinya meremang olehkarena itu udara luar biasa dingin pada kamar sehat, apalagi tersebut sudah sentral malam. Serta bukit kemaluannya agak mencekah merah terungkap bekas percakapan yang tadinya.


Saya tidak tahu kudu berbuat segala sesuatu selain mencoba-coba buah dadanya lagi yang kali ini dari depan. Tante menarik hamba dan menyerang bibir hamba, saya pikir saja. Jasad kami saling merapat. Tangannya terus mengurut-urut batang kejantanan saya. & saya mencoba-coba pantatnya yang bulat & sintal liat. Buah kejantanan saya kendati diremas-remasnya pelan-pelan. Kemudian, tante mulai mendongakkan kepala kakinya yang sebelah terbang bak & dimasukkannya lagi kemaluan hamba ke tahang senggamanya. Ngilu dan terkaan panas terasa di baur kejantanan hamba.


Tante mulai dari bergoyang tumbuh mundur & pantat hamba juga ditekannya dengan tangan kanannya agar saya dapat mengikuti tembang. Saya masuk saja menggoyangkan sambil menyikap, mengisap putingnya, mencium bibirnya. Beberapa ketika kami bergerak sama-sama, tetapi paha tante mulai gondok rupanya, serta dicabutnya tangkai kemaluan aku. Kemudian dia berbalik serta menungging serta berpegangan beserta tangan kanannya ke perkataan bak sehat. Saya gosokkan batang keperkasaan saya di bibir kemaluannya. Benar-benar berasa panas perkataan kemaluannya tersebut.


Kemudian aku mendesak pelik dan, “Bless.. ” kepala ‘NAZI’ milik saya masuk bergesek-gesek dengan dinding lubang senggamanya. Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular. Aduh luar biasa sekali, saya merasa keenakan dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Pantat saya maju mundur, rudal berjarak saya menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari status ini, hamba bisa tahu dengan terbuka batang keperkasaan saya bersimbah kuyup & bibir tempik tante minat keluar masuk. Tangan saya menyenggau ke kepil, meremas ekses dadanya yang menggantung gede dan bergerak menggeletar, nafas tante mendengus desah. “Ohh.. yess..! ”Akhirnya saya meledak-ledak lagi & tante sangkasangka sudah kian dulu menanggung orgasme.


Sesudah itu hamba mandikan tante saya tersayang. Mulai detak itu, hamba punya urusan tambahan segar. Anda Ingin Tau 

0 Response to "Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel